Rabu, 26 Desember 2012

Dear You

Jangan jadikan aku kufur nikmat. Izinkan aku melakukan yang terbaik. Izinkan aku melakukan semuanya karena-Mu. Dan jangan pernah biarkan aku pergi. Ketika kuambil satu langkah menjauhi-Mu, ingatkan aku sebisa-Mu.. Ingatkan aku dengan sesuatu yang membuatku berbalik mengambil seribu langkah kepada-Mu.

Aku ingin meraih mimpi-mimpiku. Satu per satu. Karena aku tau, tidak satupun mimpi Kau selipkan dalam diriku tanpa Kau memberi kemampuan untuk mewujudkannya, tanpa Kau berikan cara menuju ke sana. Mungkin aku terlambat mengambil langkah, tetapi maukah Kau berjanji?

Jangan pergi, kumohon, selamanya.

Rabu, 19 Desember 2012

Why..... Him.

I really cannot focus on my exam since Neji keeps distracting my mind. I did even play some old songs to calm me down while I was trying to sleep. Dan akhirnya ketiduran, masih sambil nangis. Dan kebangun, nangis lagi.

You never tell me that losing you is gonna be this hard.

Gloomy Wednesday

Hai...... jengah deh. Jadi memutuskan untuk sekedar menengok laptop sejenak. Btw, 'sejenak' itu gue pakai untuk buka online comic, berhubung hari Rabu memang jadwal chapter baru Naruto buat keluar tiap minggunya. Gue sangat sangat excited, seperti biasa. Hingga akhirnya...


Gue sampai pada halaman ini...........





Neji mati.

Detik itu juga mata gue langsung berkaca-kaca. Dan dengan bodohnya gue nangis sesenggrukan, sambil nge-scroll. Nangis yang bener-bener nangis.

Ada gak sih orang di sini yang tau secinta apa dulu gue sama Neji. Bahkan gue sampe bikin fanfiction tentang gue sama dia. Ya, se-freak itu. He did literally flourish my day. Dulu gue bener-bener percaya dia nyata.

Yah, itulah masa lalu gue. He is my past, but I have never thought that I would ever live to say a goodbye to him. I wish he lasted forever, bahkan setelah Naruto tamat. Gue pengen dia jadi petinggi Konoha nantinya, apa kek, yang penting gak mati sampai ini komik tamat. Mungkin gue dikira lebay, ya memang. Tapi gimana.... coba bisa pada ngerasain apa yang gue rasain.

Gue beneran sedih. Bahkan nge-upload gambar di atas aja bikin gue pengen nangis lagi. :(

Neji, thankyou for ever being there! Thankyou for being one of the memory that I could always smile at when I remember you. Rest in peace, sweetheart.

Btw lagi, one of my friend has finally uploaded our very last project of MPKT-A Class. This video is the one that was played on day one. Terima kasih, Bu Nayla dan teman-teman MPKT-F yang memilih video kami sebagai perwakilan untuk ditampilkan! Semoga pada suka ya!

Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita, Satu!

Home Group 5 MPKT-F 2012/2013


Oh ya! Besok mulai UAS aaaAAAAaAAaaAAAAaaa. Dan Pengantar Ekonomi-1 menjadi pembuka yang... cukup melelahkan. Semoga kita semua dilancarkan, esok dan seterusnya. Aaamiiin!

Selasa, 18 Desember 2012

Laknat

Kolonel Hazna melapor dari medan perang!

Waktu menunjukkan tepat pukul 00:31. Dan saya masih bangun, karena pengbis. Huh, gak cool abis. Saya benar-benar tidak menjamah kasur sejak pukul lima pagi. Hari ini adalah hari Selasa paling sibuk sepanjang sejarah saya kuliah. Tersibuk, justru saat H-2 UAS. Biasanya saya kuat melek kalau siangnya tidur dulu. Implikasinya, sakit kepala saya makin parah. Tapi sudah saya tangkal dengan kopi kok. (?)

Kesannya saya pekerja keras banget, ya? Engga, kok. Justru ini wujud penyesalan saya karena satu semester ini tidak serius. Udah tau kedapetan regol laknat (yang terepresentasikan dari laknatnya dosen-dosen saya), masih aja saya angin-anginan belajar. Kapan-kapan saya ceritain deh sedewa apa dosen-dosen saya. Yang jelas, hanya dua dari tujuh matkul yang ngasih saya, insyaAllah, nilai aman. Sisanya wallahualam. Jadi, berhubung saya sama sekali tidak maksimal, dan memang dosen-dosen saya laknat, saya pastikan tidak akan ada seorang pun yang tau IP pertama saya kecuali Tuhan dan saya sendiri.

Maaf, ma, pa. Teteh cuma bisa berjuang di saat-saat akhir. But I'll try my best, start from tomorrow. Wish me luck, everyone!

Minggu, 09 Desember 2012

Selamat Tinggal, Cinta

Sebuah kenyataan tidak pernah salah. Tidak peduli seberapapun pahitnya itu. Terima kasih sudah jujur. Doaku selalu mengiringi langkahmu.

Selamat tinggal.

Kamis, 06 Desember 2012

If I Fell

"If I fell in love with you
Would you promise to be true?
And help me understand
'Cause I've been in love before
And I found that love was more
Than just holding hands

If I give my heart to you
I must be sure from the very start
That you would love me more than her

If I trust in you, oh please ..
Don't run and hide
If I love you too, oh please..
Don't hurt my pride like her

'Cause I couldn't stand the pain
And I would be sad
If our new love was in vain

So I hope you see
That I would love to love you
And that she will cry
When she learns we are two

If I fell in love with you..."
The Beatles - If I Fell

Rabu, 05 Desember 2012

Ourlife; Forever Attached

Bagaimana menghapus kenangan yang terlanjur terekam begitu indah? Bad memories hurt, they say. Tetapi bukankah kebalikannya? Kenangan indah jauh lebih menyakitkan. Menyakitkan, karena kita terus terbayang pesonanya, dibuat berharap dapat kembali ke sana.

"Halo, Ourlife. Ingat setahun lalu kita masuk ke kelas yang sama dan gak mengenal siapa-siapa, kecuali yang udah kita kenal di kelas sebelumnya? Ingat kita udah bisa membaur di hari pertama kita, ngobrol di koridor depan agama, meskipun hal yang dibahas gak lebih cuma untuk basa-basi? Ingat kita bentuk kelompok biologi pertama kita, dan borinya minta ampun? Semuanya rebutan mau sekelompok sama Uta. Wahahah, sebelumnya kita electing dulu tuh, Fakih masih jaim. Apalagi anak cowo lain. Diem abisssssss. Eh, dan gue masih inget banget seberapa rajinnya anak IPA 5. Tugas senbud aja tepat waktu men, gue kaget. Kelas X gue boro-boro tepat waktu, bikin aja enggak #eh. Tapi tapi, inget nggak seberapa shocknya kita waktu tau penghuni kelas IPA 5? Beeeeeeh otak brilian semua. Bikin minder. Malah awalnya gak mau masuk situ, pengen pindah aja rasanya. Takut ngga bisa bersaing. Inget banget setres2nya. Eh belum selesai! Inget buber pertama kita? Pertama kalinya juga kita menginjakkan kaki di rumah yang kemudian jadi mabes kita *lirik Tiwy. Terus mulai deh lo semua keliatan belangnya, dan si 'terharu' kita, Ray Fernando, untuk pertama kalinya menyebut Ourlife. Our Eleven Science Five. Bahkan, gue masih inget jelas kata2nya yang 'menawarkan' nama kelas fresh from the oven itu. Abis itu kita main gendong2an, main kembang api di lapangan, duh. Entah perasaan apa yang bisa menggambarkan saat itu. Inget event pertama kita? Gabolisma. Mulai deeeh bentuk tim, siapa yang main, siapa jadi supporter. Inget deg-degannya kan? Inget teriakan-teriakan pertama 'swit swit lalala' kita? Inget juga laaah pasti tangis pertama kita karena kecewa kalah di babak semifinal. Tapi bersyukur dong, karena mulai di sanalah Ourlife benar-benar menjadi Ourlife. My lovable Ourlife. Yang masih bener-bener melekat di ingatan tuh Gebyar Seni. Ingeeeet bgt ribetnya kita milih siapa yang lomba ini-itu. Dan yang paling inget pas malam sebelum final, masih sempet2nya kuta ke rumah Tiwy. Buat latihan debate, akustik, dan cuma sekedar ngumpul. Eh, pas audisi akustik sebelumnya deng, masih jelas banget muka nervousnya Uta. Mukanya lebih fail lagi pas di depan. Dan lagu kita, When You Love Someone dan Salam Bagi Sahabat. Lagu yang suksesss bikin gue gak bisa tidur tengah malem, dan akhirnya mewek sendiri. Apalagi apalagi? Keseharian kita tentunya. Yang heboh naujubile tepin bangku pas mau ulangan mat. Atau kelas pindah ke kantin sebelum pelajaran senbud. Kadang ke HC, pas pelajaran TIK. Atau atau, rebutan bangku belakang pas pelajaran sejarah! Belom lagi konyolnya Jawer-Fakih si pasangan sahabat. Atau Cobras yang tidur di pelajaran apapun, tapi terjaga di kelas Fisika (di saat yang lain malah tidur). Terus Utari yang dicengin kalo aku gak ada ;;) ke mana-mana salah, cupcup Uta-ku. Tingkahnya Tiwy gak mungkin dilupain! Jari-jari lentiknya, cengkoknya, dan Intan yang defensive tingkat dewa pas dijejelin kadal sama anak cowo. Belom lagi kalo nangis. Eh, Tiwy juga deng! Wkwkwk. Kenapa sih kalian benci kadal? Terus kalo Bu Neti lagi gak masuk kelas, awalnya gue sama Uta yang tiduran di belakang. Selesai bel satu kelas udah saling tidur-meniduri(?). Pas pelajaran bahasa men, dramaaaaaaa! Njir kelompok St. Alisjahbana, masih gak bisa hilang dari ingatan. Lama lama lama eh, udah hampir 12 bulan. Event terakhir kita, Soedar, akhirnya datang juga. Primadona cewek udah ada Utari. Ketua basket pun, Cobras, ada sama kita. Dan kita meraih kemenangan yang gak mungkin terlupakan. Juara 2 putri, well, I have to say that we were so lucky guys! Ngga ada penyesalan, ok? Kita semua udah melakukan yang terbaik. Dan yang terpenting, inilah Ourlife. Inilah kita. Soedar selesai, abis itu apa hayoooo? UAS. Libur. Pisah kelas. Dan tau apa yang gue rasain sekarang? Kosong.

Siapa lagi yang bakal nguatin gue kalo gue down? Kalo bukan kalian? Siapa lagi yang bisa segampang itu bikin gue ketawa? Kalo bukan pas sama-sama kalian? Siapa yang bisa bikin gue lupa sama masalah2 Halim gue? Pensi gue? Siapa yang support gue? Kalian, Ourlife. Selamanya kalian gak bakal tau seberapa besar rasa sayang gue buat kalian. Gue udah cerita kan? Setahun yang lalu, pas libur kenaikan kelas, gue umrah. Alhamdulillah gue dapet raudhah di mana doa yang kita panjatkan udah pasti bakal diijabah. Gue meminta 3 hal. Dan kalian tau? 2 dari 3 doa itu bener-bener gue dapetin sekarang. Kalian. Kalian jawaban doa gue. Terserah mau percaya atau engga.


Ourlife, gue bukan tipe orang yang suka menebar kisah. Tapi ya gimana, beginian dikirim sms ke 36 anak gue butuh pulsa berapa............. Krik. Gue masih inget banget dulu gue mulai ngerasa nyaman sama Ourlife, gue bilang "kok tiba-tiba kangen Ourlife ya...tidur ah." dan diretweet sama Uta, Batang, dan Vidi. Mulai dari situ gue rasa gue butuh kalian. Dan akan seperti itu seterusnya. Gue gak kuat kalo kalian semua galau, gue gak kuat terima sms Tika, gue gak kuat kalo tau Noviar nangis, gue gak kuat tau Uta kehilangan semangat belajarnya karena kita pisah. Gue capek nangis, tau? Dan tau, apa yang ada di pikiran gue skrg? Berusaha. Berusaha biar gak malu-maluin Ourlife di kelas baru. Berusaha buat UI. Trying to pursue my dream. Karena gue bakal bawa mimpi gue suatu saat nanti ke hadapan kalian, dan itu persembahan buat kalian. Buat keluarga gue.


Ourlife, janji ini terakhir kalinya kita nangis? Kita mellow? Kita mikir kita gak bisa tanpa satu sama lain? Don't cry because it's over, smile, because it happened. Dan entah gue harus bersyukur gimana lagi sama Allah karena udah memberikan kalian ke kehidupan gue. Kebersamaan, kesederhanaan, persahabatan, kalian memori terindah yang pernah ada buat gue. I mean it~ Janji kita selamanya kan? Terima kasih Ourlife, for both laughter and tears. Promise me we will survive? Tepat setahun lagi, 36 dari kita udah diterima di PTN masing-masing ya? Kalian bukanlah sesuatu yang bakal gue temui dua kali, jadi tolong, jangan berubah. Nami, Tika, Tutay, gue harus ngadu dan manja ke siapa kalo bukan ke kalian? Ayam-ayam gue? Jangan galau yak, sms BBM aktif kok. Tiwy, siapa lagi yang mau bikin gue ketawa kalo bukan lo sama Vivi??? Yang niru-niruin gue sama Uta persissss bgt. Cobras, Imam, siapa lagi dong yang entar ngegodain gue? Btw, makasih udah bikin gue banjir di malam terakhir kita di rumah Tiwy. Tunggu deh, ini gue gak mungkin mention satu2 kayaknya ya. Mending distop. Eh, satu lagi deeeeh. Utari! Everything won't be the same, tapi berhubung ini dibaca orang banyak, gue gak bakal menjijaykan kok. Meloveya, my best♥ dan lebih dari itu, I love love love love you the most, Ourlife! Terima kasih atas title 'terharu'nya, pas banget di gue. Kayaknya. Panjang bgtbgtbgtbgt ya? Sorry deh^^


Countless Love,

Hazna"

Written on Thursday, July 21, 2011 (copied from my facebook's note).

Ourlife, terima kasih sudah menjadi alasan saya untuk bertahan. Dua puluh tahun lagi, saya janji, mimpi-mimpi saya akan saya bawa kembali ke hadapan kalian, sebagai 'ucapan' terima kasih saya atas pertemuan kita.

Mari saling menunggu.

Selasa, 04 Desember 2012

Feliz Cumpleaños, Indri!


04/12/2012.


Hari ini seseorang yang spesial berulang tahun. Saya mengenalnya sekitar dua tahun yang lalu di suatu kesempatan yang juga spesial. Mengapa? Karena kami tidak dipertemukan di sebuah institusi seperti kebanyakan pertemanan lainnya. Tidak sekelas, tidak juga di organisasi, karena kami berasal dari sekolah yang berbeda. Kami dikenalkan oleh salah seorang sahabat kami. Sahabat saya ketika SMA adalah sahabatnya ketika SMP. Sesederhana itu, tetapi entah kenapa buntutnya menjadi panjang.

Kami jadi sering bertukar cerita. Bukan hanya cerita, malahan. Kami saling meluapkan perasaan hati. Saya tahu apa yang ia rasakan sebagaimana halnya ia dapat merasakan apa yang saya rasakan. Terkadang, persahabatan terjadi begitu saja, bukan? Tanpa ada niat untuk memulainya. Seperti itulah saya dan dia, entah apa yang membuat kami saling bergantung satu sama lain.

Saat ini, saya merasa jauh dengannya. Padahal jika dipikir-pikir, dulu pun kami bukan yang bisa rutin bertemu. Mungkin kami sedang sama-sama beradaptasi dengan lingkungan baru. Dan saya bersumpah, saya punya segudang cerita yang siap saya tumpahkan padanya apabila kami bertemu nanti.

Selamat ulang tahun, Sekar Dini Indriani.





I did record a voicenote for you, a long one. Dengan doa di dalamnya yang mungkin tidak bisa satu per satu dijabarkan di sini. Sampai saya sadar, BBM-mu kan tidak aktif lagi ya...... a big fail.

Semoga Indri mendapatkan segala yang terbaik di dunia yang selalu membawakan Indri misteri. Semoga Indri menjadi diri yang lebih baik dalam segala hal. Semoga Indri selalu ditempatkan di tempat yang terbaik, dan dikelilingi orang-orang terbaik pula. Semoga Indri makin kuat, makin tabah, makin tulus dalam mencintai. Semoga Allah segera membawakan orang yang tepat untukmu, yang bisa mengobati luka-lukamu. Di waktu terbaik, di tempat terbaik, dan saat kamu menjadi dirimu yang terbaik. Semoga Indri sadar, banyak orang di luar sana yang sayang sama Indri. Semoga sukses kuliahnya, kariernya, dan yang lebih penting.... semoga kebahagiaan selalu menjadi milikmu, dunia akhirat! Kudoakan agar Allah selalu membimbing langkah Indri ke manapun Indri pergi, selalu melindungimu dengan kasih-Nya. Semoga apalagi, ya? Semoga makin sayang sama Hacn. <3333333

Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidup saya yang tidak pernah saya duga akan saya dapatkan. Sending you a thousand loves. Iloveyou!

"Don't give up on your faith. Love comes to those who believe it. And that's the way it is,"
 remember?

Senin, 03 Desember 2012

Hanya

Ketika gelap mulai merengkuh. Ketika sinarnya kian memudar. Masihkah saya hidup? Jika sadar tak menjauh, maukah kau tinggal? Matahari, Bulan kangen.


Sabtu, 01 Desember 2012

One Little Step, A Family

I finally completed my Saturday. Tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding menghabiskan waktu dengan mereka yang dapat membuatmu tertawa, hampir tiada henti. Entah sejak kapan gue merasa nyaman berada di tengah mereka. "Nyaman" dalam kamus gue adalah pada saat gue bisa menjadi diri gue sendiri tanpa hambatan, tanpa memikirkan impresi orang terhadap gue apabila bertingkah ini itu. So here they are! My brand new family.




Sponsorship Team KOMPeK 15


Sekarang saya mengerti arti "keluarga" dalam kepanitiaan di lingkungan yang bisa dibilang sangat baru ini. Entahlah, speechless, bingung mau bilang apa. Yang jelas makasih sudah bikin saya gak berhenti ketawa, maaf diulang lagi karena itulah poin utamanya. Yang jelas saya akan usaha lebih maksimal, soalnya saya gak mau mengecewakan. Itulah cara saya menghargai pertemuan dengan kalian, Kinta, Kak Kelvin, Kak Savira, Kak Talitha, Haryo, Samsul, Erika, Marvin, Pizi, juga Emil yang kebetulan udah keburu menghilang pas lagi difoto. Ratusan juta kecil lah ya. *sroooot*

Mereka rumah kedua saya di fakultas abu-abu ini. H-2 bulan lewat dikit, SMANGKOK, SPONS!

Btw, akhirnya saya punya foto pake jakun bermakara abu-abu! Ha! Been a long time, and what makes it special is....


Tepat! Foto ini diambil di depan perpusat, bersama dengan beberapa teman Batik.


4 dari 5 Batik FE




Langkah awal yang kecil impactnya besar kan? Semoga kita semua tidak pernah merasa cukup puas dan menjadi rantai generasi yang terus memperbaiki diri. Bahasanya Adnil sih.

Jumat, 30 November 2012

Memilih Juga Pilihan

Berhubung hari ini adalah hari terakhir masa kampanye, saya mau sedikit menceritakan beberapa perspektif saya soal pemira pertama yang saya ikuti di FEUI.


Saya direkrut menjadi campaign team dari calon ketua dan calon wakil ketua BEM FEUI 2012, Lia dan Panca. Tidak aneh memang, karena saya sendiri adalah menti Kak Lia semasa ospek fakultas yang lebih dikenal dengan OPK. Saya tidak tahu akan dibawa ke mana tulisan ini, yang jelas saya mohon maaf terlebih dahulu apabila ada salah kata.

Sejak awal, iklim organisasi dan demokrasi FEUI lah yang membuat saya begitu ingin menjadi bagian darinya. Ya katakanlah ia fakultas ekonomi terbaik di Indonesia, mungkin saja, but that doesn’t matter that much. Saya lebih penasaran dengan “hal lain” di dalamnya—lingkungan seperti apa yang melahirkan orang-orang besar yang dikenal masyarakat luas. Saya ikut OPK, okelah, FEUI keren kok. Apalagi saat-saat closing di mana kita meneriakkan “merdeka”, “hidup mahasiswa”, “hidup rakyat Indonesia”, di sekeliling kolam makara dengan jaket kuning yang akhirnya kita kenakan. Saya pikir, FEUI akan membawa kejutan-kejutan lain dalam hidup saya.

Nyatanya saat ini saya kecewa. Saya menyadari ekspektasi saya terlalu tinggi. Saya kira pemira pertama saya di sini akan penuh antusiasme, dengan orang-orang yang ramai berkumpul menyaksikan calon pemimpin masa depannya memberikan orasi. Saya salah. Eksplorasi publik, sesepi itu. Stand-stand para calon, semelompong itu. Lebih jauh lagi saya menyelidiki langsung di kalangan para mahasiswa (baru), setidakpeduli itu. Jadi begini, FE yang apatis.

Saya iri dengan fakultas tetangga, sejujurnya. Mungkin saya melihat dari hanya satu sisi, tapi satu sisi sepenglihatan saya itu memperlihatkan antusiasme rakyat yang lebih besar di sana. Saya tidak tahu apa yang salah.

Nah, Lia dan Panca. Siapapun 2012, mungkin asing dengan nama tersebut kecuali mereka yang notabene merupakan menti dari keduanya. Saya tidak memungkiri, siapapun kita yang masih beradaptasi, pasti bingung ke mana harus melangkahkan kaki. Banyak yang saya temui tidak berniat untuk memilih, alasannya, ya... takut salah pilih karena mereka tidak mengenal kandidat. Pertanggungjawabannya besar memang jika memilih. Tapi yang jadi pertanyaan, jika memang tidak kenal, mengapa tidak mencoba untuk mengenal? Sedangkan mereka, rata-rata, jangankan mampir ke stand, dikasih gratisan pulpen atau kipas saja mikir-mikir dulu. 

Apa salahnya sih mencoba untuk percaya? Toh kekecewaan bukannya lebih baik dari penyesalan? Saya pribadi punya mulut, saya bisa kritik kalau tidak puas. Tetapi kalau menyesal tidak memilih? Nah, siapa yang punya mesin waktu untuk kembali ke masa lalu? Saya sudah mencoba memberi tahu konsekuensi jika tidak memilih. Prosesnya akan begitu panjang dan rumit jika kandidat ini tidak mendapatkan cukup suara. Lalu, apa jawaban yang saya dapat? “Toh yang ribet bukan gue, kan?”

Tidak, saya tidak marah. Setiap orang bebas untuk memilih. Kak Lia dan Kak Panca tidak diberikan semua kelebihan, pasti memiliki kekurangan. Tidak mungkin semua orang menyukai mereka, pasti ada saja yang tidak. Dan itu tidak salah. Saya menghargai mereka yang datang dan memilih untuk memberikan suara menentang majunya Lia-Panca. Lebih menghargai hal tersebut, karena jauh di dalam, sebenarnya mereka peduli, bukan?

Satu hal. Jika Anda tidak suka karakter luar calon pemimpin Anda, cari tahu kinerja mereka. Kenali mereka lebih dalam.

Tetapi, sekali lagi itu pilihan. Kalau memang dasarnya tidak peduli, mau bagaimana lagi? Saya sendiri tidak ingin naif, merasa diri saya yang sudah paling peduli, tidak. Bisa jadi hanya karena saya CT, saya menulis ini. Toh di sini saya tidak mengajak siapapun untuk mendukung siapapun, bukan? Saya sih, sudah cukup melakukan hal itu beberapa hari terakhir.

Di sini saya menulis murni sebagai pendatang.

Pilih jalan yang Anda ingin pilih. Saya berdoa pilihan tersebut adalah pilihan terbaik yang akan membawa masa depan FE yang lebih cerah. Saya cukup dengan satu harapan, dan harapan saya ada di dalam Lia dan Panca.

Rabu, 28 November 2012

Sedikit...

Hari Rabu. Waktu bisa jadi berjalan lebih cepat dari cahaya dalam perkuliahan. Dan entah apa yang lebih berat dari kepala saya.....

Satu hal yang terngiang-ngiang dalam batin, "cepat cari kostan baru.. cepat cari kostan baru.." Bukan saya tidak nyaman dengan kostan saya yang sekarang, justru karena kelewat nyaman. Sementara tanggung jawab saya pada orang tua sebanding dengan apa yang mereka berikan pada saya. Jujur, 'difasilitasi' justru memberi tekanan yang lebih berat. Orang tua susah-susah, mahal-mahal nyekolahin, lah gue malah mager.

Ma, Pa, tenang saja. Teteh yang sekarang lebih kebal akan godaan tidur. But still, I need more supporting atmosphere in order to keep myself being pushed to the limit. Saya butuh ketidaknyamanan. Saya butuh sedikit ombak, saya butuh hidup yang sedikit lebih prihatin.


Mari kita lihat jam berapa saya akan tidur malam ini. Matek, kau laknat. Tapi aku (harus) mencintaimu.


Senin, 26 November 2012

Mengapa

Jika suka, mengapa tidak bilang? Jika kagum, apa salahnya diutarakan? Bagaimana bisa menjawab iya atau tidak, jika pertanyaannya memang tidak pernah ada. Menjadi pengecut tetap sebuah pilihan, bukan?

Minggu, 25 November 2012

Sunshine Comes Through The Moon

I've finally started my study time by making a big mug of coffee! Take a look!


Yes, "U" stands for Utari!

I've been missing this girl so much since she's been busy with her college and unit stuffs. She couldn't have enough sleep lately, even not at all for one night. She is an infallible fighter, I should say.

Your radiance keeps me bearing up, my sun. You got me believe, you can pass through this!

A Letter From SY

"Dear my sweetest Lolly...

Rumah Dorothy diterbangkan oleh angin dari padang rumput Kansas ke sebuah negeri bernama Oz. Tapi Lolly, meskipun Oz adalah negeri yang indah, Dorothy tetap ingin pulang. 'Tak ada tempat senyaman rumah,' katanya. Namun, untuk kembali ke rumah, perjalanan Dorothy tidaklah mudah. Banyak rintangan menyulitkan yang harus dilalui si kecil Dorothy.

Sama seperti Dorothy, my sweetest Lolly...

Kita berada di tempat yang lebih baik sekarang, namun kita tetap ingin 'pulang'. Rumah selalu jadi tujuan akhir kita. Segelas susu hangat, selimut woll, dan aroma rumah yang khas adalah semua yang kita rindukan darinya.

Lolly, kita semua sama-sama berada dalan sebuah perjalanan, perjalanan pulang yang panjang... Kadang terik, kadang hujan, kadang sendiri, banyak hal-hal tidak terduga kita temui dalam perjalanan pulang. Tapi beginilah hidup Lolly, suatu saat kita akan tiba di rumah, tempat yang kita dambakan, dan suasana yang selalu kita impikan.

Selamat menempuh perjalananmu, Lolly-ku...

Delapan belas tahun bukan usia yang sebentar, namun perjalanan pulang mungkin masih akan lebih panjang dari itu. Semoga Dorothy kecil bisa menjadi teman perjalananmu, Lolly-ku. Ia gadis cilik yang pintar, sama sepertimu. Segera pulang, Lolly. Aku dan semua orang yang mencintaimu menunggu di rumahmu kelak.

Happy sweet 18th, my sweetest Lolly♥"


Ditulis oleh teman baik Dorothy, SY.

Sinergi

Jadi ceritanya.... salah seorang temen SMA gue yang sekarang di SBM ITB dateng jauh-jauh ke Depok buat nonton event FE, JGTC. Dan implikasinya, jadilah dia menginap di kostan gue. Dan gue jadi gak belajar. HUFH. Terima kasih, Jihan Syifania Mandagie.

Sepanjang tadi Jihan cuma ngerecokin gue di kamar. Minta-mintain lagu dari laptop, nge-net gak jelas, dan surfing kita berakhir di situs sejuta umat manusia, Youtube. Jihan melimpahi gue dengan film-film buatan Liga Film Mahasiswa ITB, which are keren abis. Sweet sih, sebenarnya.

Nah, ini yang paling keren!


OSKM ITB 2012


Gue mengagumi 'jargon' ITB sejak dulu, 
"Salam Ganesa, bakti kami untukmu, Tuhan, Bangsa, dan Almamater."

Dahulu, senior-senior SMA gue yang udah duluan di ITB pernah memperagakan salam tersebut di sekolah pada suatu kesempatan. Sayangnya gue gak bisa lihat langsung waktu itu. Bahkan, gue, yang cuma diperagain sekenanya diceritain sama temen, merinding. Dan menonton video di atas, gawat. Lebih-merinding-lagi.

Mereka keren. Gue gak peduli jika ada salah satu, dua, tiga, atau beratus-ratus dari mereka yang melakukan salam itu dengan terpaksa. Seterpaksa-terpaksanya mereka, gue yakin hati mereka tergerak. Dan gue iri akan hal itu. Di dalam lautan manusia tersebut ada sahabat-sahabat gue yang untuk bisa sampai di sana berkorban mati-matian. Gue tahu betul mimpi mereka, dan gue tahu mereka ada di jalan paling tepat menuju impian mereka saat ini. Dan kami sudah berjanji, setelah empat tahun, kami akan kembali ke sisi masing-masing untuk mewujudkan mimpi kami bersama-sama.

Dan, Indonesia tidak hanya memiliki ITB. Jutaan pelajar, mahasiswa dari Sabang hingga Merauke menunggu saat mereka untuk berkontribusi. Sayangnya, universitas di Indonesia hampir semuanya mementingkan ego masing-masing, berlomba-lomba membentuk image bahwa mereka lah yang terbaik. Pertama kali masuk kuliah, bukan sekali dua kali gue mendengar "kalian itu putra-putri terpilih" "mana lagi universitas yang menyertakan nama bangsa selain kita? Kalian itu harapan bangsa!" "jangan mau kalah dengan mahasiswa universitas lain!"

Jengah.

Salah satu teman gue yang sekarang di SAPPK ITB menceritakan pengalaman OSKM-nya tidak lama setelah acara tersebut berakhir. "Seru sih Haz keren gitu, tapi kenapa ya gue ngerasanya ITB arogan... Putra-putri garuda, putra-putri terbaik bangsa, seakan-akan yang lain gak lebih baik."

Oh, masalah bersama tampaknya. Setidaknya gue bersyukur masih ada orang seperti dia yang sadar, man this is not right. Absolutely not. Indonesia kapan maju kalo tonggaknya aja masih jalan sendiri-sendiri? Masih saling mandang satu sama lain sebelah mata?

Nama gue Hazna Nurul Faiza. Dan mimpi gue "melakukan sesuatu untuk bangsa ini" dengan sahabat-sahabat gue di sesama UI, ITB, UGM, Unpad, Unbraw, dan seluruh universitas nusantara. Suatu saat nanti, hopefully.

Sebenarnya gue malu nulis ini di saat gue pribadi belum menyiapkan apa-apa buat kuis besok. Start the change from yourself before you do it for others, they say.


Sabtu, 24 November 2012

May Contain Compassion

"Tak tahukah kau seperih apa perasaan hati yang tak terbalas? Menanti sesuatu yang tak kunjung datang? 

Hari berganti hari tetapi arah hati ku tak pernah berubah—selalu tertuju kepadamu. Aku tak pernah jenuh menunggu... menunggu untuk kau cintai. Namun, kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku bagimu. 

Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Namun, bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya?  Kalau semua tentangmu mengikutiku seperti bayangan yang menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang berbulan-bulan mengendap di hatiku? 

Aku berharap mendapat jawaban darimu. Namun, kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu."

Good words, right? Siapapun yang membacanya pasti akan terenyuh, tidak peduli apakah dia sedang menunggu atau tidak.

Saya tidak dalam mode ingin bercoleteh mengenai hal-hal macam ini. Tidak sekarang, saat saya sedang diburu what-so-called quizzes-related stuffs untuk senin esok... Tetapi, siapapun kamu di luar sana yang sedang menunggu, jadikan momen tersebut untuk menjadi sebaik-baiknya dirimu. Sehingga jika orang yang kamu tunggu tidak kunjung menolehkan wajahnya padamu, seseorang lain yang lebih baik justru akan datang padamu.

Selamat berhari Minggu!

Saya Tidak Benci Hujan

Saya menyukai hujan sejak saya masih bocah. Dan saya mulai tidak benci hujan sejak tidak ada kamu. Hujan dan kamu, mengapa begitu lekat?