Minggu, 25 November 2012

Sinergi

Jadi ceritanya.... salah seorang temen SMA gue yang sekarang di SBM ITB dateng jauh-jauh ke Depok buat nonton event FE, JGTC. Dan implikasinya, jadilah dia menginap di kostan gue. Dan gue jadi gak belajar. HUFH. Terima kasih, Jihan Syifania Mandagie.

Sepanjang tadi Jihan cuma ngerecokin gue di kamar. Minta-mintain lagu dari laptop, nge-net gak jelas, dan surfing kita berakhir di situs sejuta umat manusia, Youtube. Jihan melimpahi gue dengan film-film buatan Liga Film Mahasiswa ITB, which are keren abis. Sweet sih, sebenarnya.

Nah, ini yang paling keren!


OSKM ITB 2012


Gue mengagumi 'jargon' ITB sejak dulu, 
"Salam Ganesa, bakti kami untukmu, Tuhan, Bangsa, dan Almamater."

Dahulu, senior-senior SMA gue yang udah duluan di ITB pernah memperagakan salam tersebut di sekolah pada suatu kesempatan. Sayangnya gue gak bisa lihat langsung waktu itu. Bahkan, gue, yang cuma diperagain sekenanya diceritain sama temen, merinding. Dan menonton video di atas, gawat. Lebih-merinding-lagi.

Mereka keren. Gue gak peduli jika ada salah satu, dua, tiga, atau beratus-ratus dari mereka yang melakukan salam itu dengan terpaksa. Seterpaksa-terpaksanya mereka, gue yakin hati mereka tergerak. Dan gue iri akan hal itu. Di dalam lautan manusia tersebut ada sahabat-sahabat gue yang untuk bisa sampai di sana berkorban mati-matian. Gue tahu betul mimpi mereka, dan gue tahu mereka ada di jalan paling tepat menuju impian mereka saat ini. Dan kami sudah berjanji, setelah empat tahun, kami akan kembali ke sisi masing-masing untuk mewujudkan mimpi kami bersama-sama.

Dan, Indonesia tidak hanya memiliki ITB. Jutaan pelajar, mahasiswa dari Sabang hingga Merauke menunggu saat mereka untuk berkontribusi. Sayangnya, universitas di Indonesia hampir semuanya mementingkan ego masing-masing, berlomba-lomba membentuk image bahwa mereka lah yang terbaik. Pertama kali masuk kuliah, bukan sekali dua kali gue mendengar "kalian itu putra-putri terpilih" "mana lagi universitas yang menyertakan nama bangsa selain kita? Kalian itu harapan bangsa!" "jangan mau kalah dengan mahasiswa universitas lain!"

Jengah.

Salah satu teman gue yang sekarang di SAPPK ITB menceritakan pengalaman OSKM-nya tidak lama setelah acara tersebut berakhir. "Seru sih Haz keren gitu, tapi kenapa ya gue ngerasanya ITB arogan... Putra-putri garuda, putra-putri terbaik bangsa, seakan-akan yang lain gak lebih baik."

Oh, masalah bersama tampaknya. Setidaknya gue bersyukur masih ada orang seperti dia yang sadar, man this is not right. Absolutely not. Indonesia kapan maju kalo tonggaknya aja masih jalan sendiri-sendiri? Masih saling mandang satu sama lain sebelah mata?

Nama gue Hazna Nurul Faiza. Dan mimpi gue "melakukan sesuatu untuk bangsa ini" dengan sahabat-sahabat gue di sesama UI, ITB, UGM, Unpad, Unbraw, dan seluruh universitas nusantara. Suatu saat nanti, hopefully.

Sebenarnya gue malu nulis ini di saat gue pribadi belum menyiapkan apa-apa buat kuis besok. Start the change from yourself before you do it for others, they say.


1 komentar:

  1. Keren banget kak... Aku baru baca ini tahun 2020, saat ini aku mahasiswa baru juga kak, dan dari dulu sama kayak kakak, sangaatt kagum dengan jargon ITB yang begitu menggelegar. Itu bukan sekadar kata-kata, tapi memang dibuktikan secara nyata, duh pengen cerita lebih lanjut ttg ini kak.
    Intinya, aku juga setuju dengan pandangan kakak bahwa kita tu gk bisa berdiri sendiri, kita harus bisa bersinergi bersama untuk memajukan negeri.

    Semoga bisa mewujudkan mimpi kakak dan sahabat kakak yaa... semangat kak

    BalasHapus