Kamis, 28 Februari 2013

A Promise

"Mami, don't get bored to be friend with me, ya. I don't know why, lately I've been thinking that we're so apart from each other. I know that I'm not the part of your book whom you put ink on again. I'm not the one whom you shared story with. Your sad one, your happy one, or the one I've heard every single time. And I feel kinda sad because of that. But I don't force you to tell. It's not gonna be like we used to again, I know it's not. But I do miss being the one that you ran into whenever you're sad, like you used to. The one that you texted everyday. And I do miss the fact that I feel so content when I'm with you. But I don't feel like I'm that person to you anymore. And now we're far, and I miss you." -NR

Semakin kita dewasa, semakin berbeda pula cara kita memaknai persahabatan. Yang terpenting bukan seberapa sering kita berbicara tiap harinya, ataupun bertemu. Tapi bagaimana kita menyimpan mereka dalam hati, saling mendoakan, dan percaya bahwa kita akan kembali, pulang, ke sisi satu sama lain, suatu saat nanti.

We'll never go anywhere but to each's side, we've promised, rite? Dear NR, U, ANF, AP, TR, RA, INM, FNEP, AAI, NA, RM, FR, DUN, GSM, JS, ALP, DLW, we'll be home soon.

Senin, 25 Februari 2013

Mencoba untuk tidak membaca pertanda, apalagi memahami. Serahkan saja, apa sulitnya?

Minggu, 24 Februari 2013

Good Thing

AAAAA malamku masih super panjang! Tapi spirit maksimum kok! Tapi mau bobok dulu bentar....... /apanya yang maksimum/

I had a video call today with someone in the border region of Belarus

Adnil nemenin gue bikin mind map buat MPKT-B yang superrrrr abstrak. Meski salah fokus dan ngomong juga jadi gak nyambung satu sama lain, at least gue jadi gak depresi sendirian. Btw, he did something sweet again!


Hahahahahaha! I've always been excited about snow. Kirain dia cuma mau bikin tulisan sekedar di atas salju, gak taunya dibikinin snow(wo)man yang gak ngerti lagi kenapa bisa se-cute ini. Say, THANK YOUUUUU, ADNIL!<3

Btw I got another something special last Thursday. Kamis-ku yang selalu rough jadi gak se-rough biasanya berkatmu, D.


"The most beautiful discovery true friends make is that they can grow separately without growing apart."  -Elisabeth Foley

Jumat, 22 Februari 2013

Adnil Nuril Fahmi

Something bad happened to my dad today. And I was really shocked......... Cuma bisa bersyukur Allah masih menyelamatkan nyawa papa. Makasih, ya Allah. Makasih. Alhamdulillah. Gaktau lagi bisa ngomong apa.

Dan Adnil, yang memang gak pernah absen dalam segala hal yang terjadi dalam hidup gue, played his role again. He calmed me down, made me settled, like he always did. Allah, makasih udah ngasih Hacn seorang Adnil.

I first met him when I was a freshman in senior high school. Berhubung sekolah gue adalah bedol desa murid-murid SMP 1 Bekasi, dan Adnil adalah salah satunya, namanya adalah salah satu yang terdengar paling mendominasi. Adnil, Adnil, dan Adnil. Pertama kali kita ngobrol adalah pas kita lagi tahap seleksi masuk OSIS, dan..... di luar dugaan, ADNIL JUTEK PARAH. He did not even stare at my eyes while we were talking. Ini anak mentang-mentang famous kenapa sombong gini sih, gitu pikir gue waktu itu. Kita gak pernah bener-bener ngomong sejak saat itu. Yang jelas akhirnya kami sama-sama keterima OSIS dan juga berada dalam kepanitiaan yang sama, OASIS III--pensi SMA 1 Bekasi. What happened later is a bit surprising. Ceritanya ada temen gue naksir Adnil gitu, terus dia ceritain Adniiiiil mulu ke gue. Tiba-tiba suatu hari orang ini ngejutekin gue tanpa alasan. Gue bingung, kemudian mulai menginterogasi dia dengan pertanyaan yang kurang lebih "apa salah gue?"

"Adnil nanyain lo, Haz. Dia tanya lo orangnya kayak apa. Udah punya pacar atau belum. Tau, ah. Dia suka kali tuh sama lo."

JEGERRR.

Gue antara mau ngakak guling-guling, prihatin, sama keheranan sendiri. Jauuuuuh setelah itu, kini, saat Adnil menjadi salah satu orang terpenting dalam hidup gue, dia cerita. "Nih ya Cen, gue kalo pertama ngobrol sama cewe yang menarik, or I do like, emang jadi suka salting."

Kurang lebih begitulah. Dan detik itu juga gue langsung ngakak abis-abisan depan muka dia. Gue semprot dia pake cerita-lama-saat-pertama-bertemu itu. Dan dia cuma bisa cengar-cengir gak jelas sambil mengumpat sesekali, menyesal mungkin kelepasan ngomong. Gue puas banget.

Well, balik lagi ke saat itu. Bahkan di OSIS maupun OASIS, we rarely talked to each other. Sampai....... Seseorang datang. Murid pindahan, namanya Tiara Rachmaniar. Dan dia adalah pacar Adnil selama kurang lebih dua tahun, cuma kebetulan waktu itu lagi putus. Dan cerita dimulai sejak saat itu.

Tiara akhirnya memutuskan untuk masuk OASIS, dan entah bagaimana, gue jadi deket banget sama dia. Aneh, padahal dari awal gue pikir gue pasti gak akan nyambung sama another-famous-one ini. Dan kedekatan dengan Tiara, pun membawa gue ke pertemuan-pertemuan lain. Utari dan Rizky Alfiandri adalah dua orang yang gue kenal berikutnya.

Yang lucu, sebenarnya dulu kami saling tidak menyukai satu sama lain. Atau mungkin lebih bisa dibilang duluan merasa tidak cocok. Karena kami sangat berbeda satu sama lain. Ya, berbeda. Utari bintang sekolah, anak OSN Matematika, ganteng parah dengan rambut kribo dan gaya boyish-nya tapi bagai malaikat jelita turun dari surga pas pake kerudung, dijuluki sebagai yang terjenius, jago main basket, bisa segalanya, famous parah. Tiara jangan ditanya. Dia bak Putri Indonesia, cantik, lembut, gemulai, pintar, supel, dan berikutnya dia berhasil terseleksi sebagai salah satu yang diberangkatkan ke Amerika selama setahun. You know that program, AFS/YES. Rizky. HALAH, orang ini. Seseorang yang "amat berkecukupan", sarkas, gila fashion, ya kurang lebih tipe-tipe high class yang emang nyasar banget masuk SMA 1.

Adnil Nuril Fahmi. Kemudian menjadi ketua OSIS Periode 2011/2012. Dia orang yang entah dengan sihir apa bisa menghidupkan seluruh organisasi di sekolah. Orang-orang bisa terperangah, terdiam, saat dia berdiri di atas stage, giving his speech. Kharismatik, sangat. A very great speaker and leader. Entahlah, bingung juga bagaimana mendeskripsikan orang satu ini. Bingung juga nyari cewe yang gak mau sama dia. Sayangnya, he is unavailable, sampai dia mapan. Dia laki-laki dengan prinsip.

Bagaimana pun orang memandang Adnil, gue cuma tau dia Adnil, Adnil sahabat gue. Yang entah bagaimana, Allah, dengan kuasa-Nya, mendekatkan kami hingga seperti ini. Gue cuma tau dia Adnil sahabat gue, yang selalu nemenin gue tiap pagi makan mie di kantin. Yang dengan sukarela gue lantik sebagai tukang anter-jemput, ke sekolah, tempat les, mall, dan tempat-tempat lain dengan Scorpion-nya. Yang sejak dekat sama gue jadi punya sahabat baru bermerk Nissan Grand Livina. Yang temperamennya kalo udah di jalan sama sekali gak ada bedanya sama bokap. Yang suka tiba-tiba dateng ke rumah bawain J.Co atau Pempek Gaby, atau minta temenin makan di Bebek Pak Slamet. Yang langsung ke rumah setelah jam pulang sekolah pas gue gak masuk karena sakit, plus gak lupa bawain es duren favorit gue. Yang selalu nyuruh gue cepat menutup aurat dari dulu. Yang bersedia setiap langkahnya gue buntutin. Yang begitu tabah menghadapi sifat manja gue, even makan pun masih suka dia yang suapin, padahal dua tangan gue alhamdulillah masih utuh. Yang selalu berdiri di depan gue tiap kali gue menghadapi masalah. Yang selalu nuntun gue pas nyeberang jalan, padahal gue udah termasuk mandiri banget dalam hal itu. Yang gak pernah lupa sama gue dan sahabat-sahabat lainnya saat berpergian ke kota/negara lain, seringkali tiba-tiba udah di depan rumah dengan sekotak bakpia rasa keju dari Jogja yang superrrrr enak! Yang selalu ada di samping gue saat gue sedih atau nangis, menghormati gue dengan gak kontak fisik, tapi mampu menenangkan. Yang selalu siap sedia mendengar keluh kesah gue, kapanpun, di manapun. Yang prestasinya selalu membuat gue kecil hati, tapi juga membuat gue mampu melangkah lebih baik. Yang nemenin gue ke Jogja cuma buat tes UGM, dan terus-menerus mereload webpage-nya dari H minus kesekian dari tanggal result announcement yang ditetapkan. Yang setiap kata-katanya selalu gue dengarkan dan resapi ke dalam hati, meski seringkali bertengkar karena kepala yang sama-sama terbuat dari batu. Yang dulu, dari Senin sampai Minggu, selalu gue lihat wajahnya. Yang dengan seenaknya suka tiba-tiba numpang masak sarapan/makan di rumah, atau masuk dan tidur-tiduran di kamar gue cuma buat nonton tv. Yang sweetness level-nya terkadang suka melebihi batas dan bikin orang lain salah kaprah. Yang rela-relain ke rumah pas gue lagi tidur sebelum balik ke Jogja, cuma buat nitip kado ulang tahun gue ke nyokap. Yang dengan gue sebut namanya aja, bokap gak mungkin protes kalo gue diajak keluyuran ke mana-mana. Yang sekarang pun, meski jauh, masih, dan akan selalu gue sampahi dengan voicenote-voicenote curhatan gue tanpa henti. Yang sekali lagi, gak pernah absen dari hidup gue. Di saat senang ataupun sulit.

Kadang gue cuma pengen keluar dari kamar dan ngeliat Adnil udah duduk di ruang tamu, terus dengan santainya gue tinggal mandi. Saat siap, gue bisa menemukan dia di ruang makan--makan sama nyokap, atau nemenin adik gue, Ai, main psp di ruang keluarga.


Dan dia gak pernah berubah.

"...Terlalu banyak doa gue buat lo, Cen. Gue selalu berdoa buat sahabat gue yang satu ini, si bocah yang selalu ada buat orang-orang di sekitarnya, yang selalu mencoba mengerti kesulitan orang lain, dan yang selalu ngangenin. Terlebih buat gue. Gue pun udah nggak paham lagi gimana cara ngebales kebaikan-kebaikan lo sama gue khususnya. Yang terbaik yang bisa gue kasih ke lo adalah doa gue: "Ya Allah ya Rabb, jagalah sahabatku. Karuniailah dia dengan kebahagiaan. Sertailah langkah-langkahnya. Ridhoi mimpi-mimpinya. Ya Allah, naungilah dia dalam kasih dan sayangmu. Peliharalah dia di dunia dan di akhirat." Tetaplah menjadi anak kebanggaan papa mama. Tetaplah menjadi Hazna yang sayang Duhers. Sukses semuanya. Dilancarkan jenjang pendidikannya, jodohnya juga! There's no other word can describe how you really meant to me."

Sepenggal yang selalu mengingatkan gue, bahwa gue punya sahabat. Yang tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Salah seorang yang paling gue sayang. Yang setiap langkahnya ke arah kebaikan akan senantiasa gue ikuti. Terima kasih, Adnil Nuril Fahmi.

Note: Adnil terganteng satu angkatan, tapi gak photogenic. I feel so sorry about it.




Kamis, 21 Februari 2013

Selasa, 19 Februari 2013

Pianist guy never loses his charm.

"Ini hanya untuk yang terkasih. Dan Hazna orang yang terkasih." 

-Dwinia Emil


Terima Kasih

Terkadang, tidak mengerti mengapa Allah sebaik ini. Sungguh Dia tidak pernah mengambil sesuatu kecuali untuk menggantinya dengan yang lebih baik. Rasanya sudah terlalu banyak hutang.

Rasanya, Ia satu-satunya yang tidak pernah pergi.

Allah, terima kasih. Terima kasih karena satu lagi mimpiku yang atas izin dan ridho-Mu dapat kuwujudkan. Sekarang Hazna punya keluarga baru. Ya,

Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEUI 2013.


Sabtu, 16 Februari 2013

Tidak Boleh?

Saya tau, tau benar, terkadang—atau bahkan sering kali—manusia saling menyakiti tanpa disengaja. Dan jika sudah seperti itu, we’ve got no one to be blamed but ourselves. Hei, memangnya kalau mau melihat sahabat senang, gak boleh ya?
Saya tidak pernah mengharap apa-apa ketika melakukan sesuatu untuk orang-orang yang saya cintai. Orang boleh bilang saya berlebihan, boros, apapun. Waktu, tenaga, uang, apapun yang bisa saya berikan, akan saya berikan jika itu untuk membuat mereka tersenyum. Dan saya gak perlu alasan untuk melakukan itu. Saya pun gak mengharap apapun sebagai balasan. Oh, mungkin, jika boleh, saya mau mereka memberikan satu hal: senyum. Senyum senang, bahagia, dan saya yang membuatnya. Saya mau itu aja, gak bisa ya?
Seperti saat ini. Saya pulang, meski ini bukan waktu yang tepat bagi saya untuk pulang. Saya menghabiskan sisa uang bulanan saya di pertengahan bulan—memang saya suka gak sadar kalau sudah beli ini itu buat orang yang saya sayang, gak pernah pikir panjang. Nah, sekarang saya harus memutar otak, mencari cara bagaimana agar bisa survive sampai gaji magang saya (yah entah kapan akan) turun.
Hal ini bahkan tidak akan menjadi beban pikiran jika harapan saya terpenuhi. Sayangnya tidak. Baru pertama kali sejak 18 tahun saya hidup, saya merasa melakukan sesuatu yang tidak memiliki harga. Atau memang harapan saya saja ya, yang ketinggian? Entahlah. Tengah malam, dan saya masih gak berhenti nangis. Selamat tanggal 14 dan 16 Februari! Selamat yang ke-19!

Kamis, 14 Februari 2013

Rabu, 13 Februari 2013

Ohana. Ohana means family. Family means nobody gets left behind, or forgotten.

Entah kapan terakhir kali gue nangis. Spons, tanggung jawab.

Datang Lagi

Lagi. Terdiam. Terpaku.

"Tidak lelahkah? Memang selama ini yang kau lakukan punya harga? Tidak, kan... Diingat pun tidak. Terbuang. Terlupakan."

"Hah! Munafik. Katanya ikhlas, tulus!"

"Mustahil. Manusia tidak sama dengan Tuhan."

Rasanya

Rasanya... Hari ini ada dua orang yang tidak berhenti melintasi kepala saya.

 

Selasa, 12 Februari 2013

Pengalihan

Besok gue interview BEM.


--

Gue baca ulang esai motivasi diri yang sebenernya udah terlanjur gue kirim. Dan gue mulai berpikir, sejak kapan gue berubah menjadi seseorang yang bukan pemikir? Hidup gue sekarang cuma diisi sama kuliah, kepanitiaan, kuliah, kepanitiaan. Kapan waktu gue mikirin orang lain? Gila, gue gak kebayang sama sekali gimana jadinya kalo gue bener-bener gak keterima kastrat. Selama empat tahun, atau mungkin seterusnya, yang mungkin akan mengisi otak gue cuma diri gue sendiri. Dan gue gak mau. Tuhan, tolong.... I'm here, already. Don't let me lose myself.


Oke.


Di luar kegalauan gue soal besok, I cannot prevent myself from listening to this song over and over.

Glee - Let Me Love You

Ada gak sih cewe yang gak melting kalo dinyanyiin beginian pake....piano? HAH. Rizky Alfiandri, tanggung jawab.

This song below is the otherwise.

The Script - Hall of Fame

Gak tau harus makasih gimana lagi sama yang bikin ini lagu. This one never fails me, even for once. Spirit gue kayak ke-recharge lagi gitu kalo dengerin ini tiap kali mulai capek.

Yah, apapun yang gue tulis sebenernya cuma buat mengalihkan pikiran gue dari interview besok. Deg-degan, asli. Fix malem ini nyampahin Adnil, semoga sinyal Polandia mendukung.

Well, wish me luck, people!

Senin, 11 Februari 2013

Haryo BBM.

Hr: Haz
Hr: Na
Hz: A
Hz: Pa
Hr: B (well I don't get this part, mungkin dia mau main ngurutin alfabet)
Hr: Sponsor berakhir Na.... :'(

Sialan gue baru mau tidur. Detik dia BBM gue baru aja narik selimut. Dan sekarang gue gak bisa tidur. Dan entah kenapa tiba-tiba BB gue ke-restart sendiri............. TERUS GUE MAU NYAMPAH KE SIAPA??! Sial Haryo.

Maaf ya gak penting.

Decorated Room; Brand New Atmosphere

Hai!!!! Akhirnyaaaaaa saya berhasil mendandani kamar kostan dengan mulus. Dan.... tanpa paku! Ya, berhubung kostan saya melarang segala jenis pemasangan paku. Tapi untungnya saya nemu Uhu Patafix Home Deco beberapa waktu lalu di gramed. Silakan search sendiri. Kece bangetlah itu produk. Sebanding sama harganya sih. -__-

Well, here it is, brand new atmosphere in my room!


 Itu Uut-nya lagi bobok ><

And here are the details!




 L-R: GanisJihanInes, SMI 24, DebbyMitaIndy, Stars

 L-R: Stars, Spons KOMPeK15, Dhrs

 L-R: RafifIcal, Kmbg, Ourlife


 Kado dari Mita! Superb cute.

 Una Luna


 Kado dari Ito :3

Sip akhirnya posting juga! Oke berhubung saya banyak urusan lain, sekian dulu pamernya. Peluk kecup!

Selasa, 05 Februari 2013

"Tujuh Tahun"

"Selamat malam kamu.

Entah, malam ini terkhayal tentang kamu, yang padahal belum kumengerti bagaimana mengkhayalkanmu. Entah, malam ini terbayang akan kamu, yang padahal belum kupahami bahkan bayanganmu.

Kamu yang sering kubayangkan dan khayalkan, apa kau juga satu pikir denganku saat ini? Penuh tanya akan aku yang juga belum kau tahu siapa aku? Ah, aku saja mungkin yang terlalu tidak sabar melihat rupamu.

Kamu yang belum kutahu kapan kita dipertemukan, berada dimana kamu sekarang? Sudahkah berada di jalan untuk saling menemukan? Kalaupun belum, tak apa, nikmati saja dulu. Kalaupun masih singgah, pun tak apa, toh kita masih punya banyak waktu. Datanglah jika hatimu sudah utuh, karena aku tidak akan pernah izinkan kau berbagi. Dan menetaplah jika hatimu sudah nyaman, karena aku bukan lagi tempat singgahmu nanti.

Kamu yang belum kutahu bagaimana cara Tuhan pertemukan kita, jangan paksa Tuhan untuk cepat beritahu jalan kita. Tuhan bisa saja pertemukan kita dengan jalan yang tak disengaja, tak diduga. Yang kuyakin cara-Nya tak akan pernah salah. Tak apa, bukan, bila sedikit tak terduga jika bukakan jalan terindah?

Kamu yang belum kutau asal-usulmu. Ah, kau pasti orang yang sangat spesial nanti, yang akan merangkap menjadi segalanya untukku. Yang bersedia kubuat jengkel dengan tingkahku setiap harinya. Yang bersedia kubuat gemas dengan suasana hati tak tentuku tiap si bulan datang. Yang bersedia kuganggu lelapnya saat buah hati kita menempati perutku yang nantinya kian membesar. Yang bersedia untuk selalu ada.

Kamu yang belum kutahu bagaimana rupamu, jangan pernah putus asa dalam jalanmu menuju takdir kita. Aku tahu tidak ada jalan hidup yang mudah, tapi bolehkah jadikan aku, masa depanmu, sebagai alasanmu untuk segera bangkit tiap jatuhmu? Ketekunan, kesabaran, fokus, atau motivasimu, tak bisakah aku menjadi bagian dari antara itu? Dapat kujanjikan hari nanti di sisimu lewati setiap naik turunmu. Setiaku mendekap, sediaku mengangkat. 

Kamu yang belum kutau namamu, mari benahi diri di sepanjang jalan saling menemukan. Kau persiapkan dirimu, dan aku memantaskan diriku. Bersediakah?

Kamu yang entah siapa kamu. Hal seperti apa yang kau pinta dariku? Aku hanya dapat janjikan hal kecil mungkin, tak apa? Membangunkanmu di setiap pagi dengan senyuman, agar kau mulai harimu pun dengan senyuman. Ibadah subuh berjamaah, sudah pasti kau imamnya. Ah, kau pasti imam terbaikku nanti. Siapkan baju kerjamu, rapikan kemejamu, dan pakaikan dasi untukmu, tak peduli kau bisa atau tidak kerjakan semua itu, aku hanya ingin tangan kecilku berguna untukmu. Menyiapkan asupan pagimu yang akan beri tenaga harimu mencari nafkah, tidak akan kuizinkan kau keluar mencari nafkah jika perutmu kosong. Lalu kulanjutkan dengan mengantar si kecil menuntut ilmu. Ah, dia pasti sangat lucu dengan seragam sekolahnya. Dan jika matahari mulai menantang di atas kepala, akan kuingatkan kau sudahi dulu urusanmu, dan pikirkan badanmu dengan asupan siangmu. Akan kumasakkan untukmu jika kau ada waktu pulang ke rumah sebentar untuk makan denganku dan anak-anak. Dan malam hari nanti saat kau pulang, kupasti siapkan senyum termanisku sambut kau yang pasti lelah bekerja, sudah ada teh hangat untuk kau minum, dan air hangat untuk kau mandi. Sementara kau mandi, aku membacakan dongeng sebentar untuk si kecil agar dia terlelap karena esok pagi dia masih harus pergi sekolah. Dan sisa malam akan kudengarkan keluh dan riangmu ceritakan bagaimana sepanjang harimu berjalan. Kusiapkan dekapku untuk setiap keluhmu, dan senyum bahagiaku untuk setiap riangmu. Dan kita pun menjadi sepasang yang saling selalu ada.

Kamu yang belum kutahu apa kesukaanmu, jika aku meminta sesekali bersenang-senang, bolehkah? Kita dan anak kita menapaki sisi bumi lain untuk nikmati keindahan dan waktu bersama tanpa ganggu. Mengganti penat dengan hangat. Boleh?
Jangan khawatir, akan kusesuaikan dengan kemampuan kita. Tak akan kupinta yang kita tak punya, anggap saja ini janjiku.

Kamu yang saat ini belum datang, mari saling sempurnakan masing-masing yang tidak sempurna nanti. Imanmu, kuandalkan untuk sempurnakan imanku. Wawasanmu, kuandalkan untuk sempurnakan pikiranku. Logikamu, kuandalkan untuk seimbangkan hatiku. Lenganmu, yang kuandalkan menjadi sandaran lelahku. Dekapmu, yang kuandalkan menjadi penenang resahku. Bahumu, yang kuandalkan menjadi tempat merebah manja. Dan senyum dan suaramu yang kuandalkan menjadi penyemangat hariku.

Kamu yang telah Tuhan persiapkan untukku, tak perlu kau tergesa-gesa, aku akan menunggu hari dimana kau datang dan membawa bingkisan berupa bahagia dan senyum termanismu. Namun ketika aku yang tidak akan lelah menunggumu ini sedang berdoa agar kau tidak tersesat, pastikan dirimu agar hatimu yakin akulah tujuan terakhirmu.

Tujuh tahun bukan waktu yang singkat untuk kau persiapkan diri, namun bukan pula waktu yang panjang untuk kau mencari.
Sampai jumpa nanti!

Tertanda, Rumahmu."


Dikutip dari posting "Tujuh Tahun" oleh Nadia Anindya. 

Adik kambingku satu ini, ternyata puitis. Ya, siapa dulu kakaknya? Terima kasih sudah mengingatkan.